Hilang

Cerita kehilangan-kehilangan yang terjadi dalam hidup saya beberapa tahun terakhir, di usia menjelang kepala tiga (terinspirasi dari postingan instagram @bapak2id) :

1. Kehilangan Teman

Meski saya sendiri bukan tergolong orang yang memiliki “banyak sekali” teman nongkrong, tapi sudah terasa beberapa teman mulai sulit ditemui, sulit diajak ngopi-ngopi, bahkan saat weekend. Ada yang lembur kerja, ada yang anaknya ngereog, ada yang lagi kencan, ada yang tanding futsal, ada pula yang sakit punggung, dsb. Tak apa, memang kita punya kesibukan masing-masing. Pun saya juga merasa bersyukur karna ternyata kebutuhan manusia akan “friendship” juga makin mengerucut, kecocokan topik obrolan, guyonan, cara berpikir, yang akhirnya mengeleminasi beberapa yang lain, sehingga lingkaran pertemanan juga semakin mengecil.

2. Kehilangan Hubungan

Ini salah satu kehilangan yang paling menohok haha. Secara naluriah, ketika saya memiliki hubungan spesial dan percaya kepada seseorang, maka sebagian besar dari “hidup saya” akan berubah menjadi “hidup kita”. Berbagi tentang segala sesuatu, seperti aktifitas, kebiasaan, cerita, masa lalu, masa kini, data, informasi, rahasia, rencana, cita-cita, harapan, dan impian. Maka tak heran, ketika kehilangan hubungan, segala sesuatu tersebut juga ikut hilang. Orang yang saya pikir akan menjadi pendamping hidup sampai mati, ternyata kisahnya harus begitu saja terhenti.

3. Kehilangan Waktu
Seiring bertambahnya usia dan padatnya kesibukan, waktu semakin terasa sangat singkat. Baru bangun pagi, ngadep laptop, tau-tau udah malem. Mau nyempetin diri buat ngelakuin hal lain di malam hari rasanya kok sudah begitu lelah. Perasaan baru kemaren hari jumat dan berencana ngapa-ngapain selama weekend, tau-tau udah senin lagi. Siklus seperti ini jadi makin terasa akhir-akhir ini, dan semakin menyadarkan kalau manajemen waktu memang diperlukan, agar balance antara membagi waktu untuk kewajiban, dengan waktu untuk menyenangkan/mengistirahatkan diri. Jadi sayapun sebisa mungkin memanfaatkan waktu di hari sabtu dan minggu untuk melakukan hal-hal yang tidak bisa dilakukan di hari kerja.

4. Kehilangan Impian dan Ekspektasi
Seperti tulisan saya soal Cita-cita yang menyinggung tentang keinginan saya di masa lalu, dari mulai menjadi pembalap motor, anak band, sampai menjadi gamer profesional yang pernah terbesit di kepala, sampai akhirnya semua pupus dimakan realita :D. Tapi yaa, memang mungkin sudah saatnya mengeset ulang impian lagi, tapi harus yang sejalan dengan realita, yang lebih masuk akal dan menjanjikan bagi masa depan.

5. Kehilangan Arah
Sepertinya ini erat kaitannya dengan quarter life crisis, penuh kekhawatiran, kebingungan, dan kecemasan akan hal-hal yang belum dicapai saat ini, jadi penyebab kehilangan arah. Ada perasaan “umur sudah segini, tapi diri masih begini-begini aja”. Tapi pada akhirnya, semua sepertinya berjalan baik-baik saja kok. Dengan tidak membandingkan diri dengan orang lain, melakukan hal-hal yang berarti bagi saya, mencoba hal-hal baru yang positif, yang mungkin nanti perlahan-lahan akan mulai kelihatan “arah” jalan yang sedang saya tuju itu.

6. Kehilangan Orang Tua
Ini kehilangan terberat saya dalam beberapa tahun terakhir, berpulangnya Ayah jadi titik yang mengubah banyak aspek di kehidupan. Terlalu pelik untuk dijelaskan, tapi sungguh ini amatlah berat.

7. Kehilangan Rambut
Rambut mulai membentuk seperti huruf M, karna spot di atas alis sudah mulai tidak menunjukkan tanda-tanda akan tumbuh rambut lagi 😀

Kayaknya cukup segitu dulu (nanti ditambah kalau ingat), seperti lirik “Yang patah tumbuh, yang hilang berganti, yang hancur lebur akan terobati, yang pernah jatuh ‘kan berdiri lagi”, semoga segala kehilangan akan mendapat gantinya, karna tentu masih ada harapan.


Posted

in

by

Tags: